SURABAYA||TRANSISINEWS-Proyek pelindung tebing Sungai Bengawan Solo di Bojonegoro yang baru saja diselesaikan pada Desember lalu dengan anggaran Rp40 miliar telah mengalami keruntuhan parah. Keruntuhan ini memicu kekhawatiran tentang kualitas dan akuntabilitas proyek tersebut.
Aliansi Madura Indonesia (AMI) menilai bahwa keruntuhan ini bukan hanya kegagalan teknis, tetapi juga potensi penyalahgunaan dana publik. Dari total panjang proyek 980 meter, sekitar 270 meter telah rusak berat.
Dalam konferensi pers, Jum’at (30/05/2025), Sekjen AMI Abdul Aziz mengungkapkan keraguan tentang proses perencanaan, pengawasan, dan pelaksanaan proyek.
“Keruntuhan ini menimbulkan pertanyaan serius tentang integritas proyek ini,” kata Aziz.
AMI berencana mengadakan aksi demonstrasi selama empat hari di Surabaya, mulai 10 hingga 13 Juni 2025, untuk menuntut transparansi dan akuntabilitas.
Mereka menuntut audit investigatif menyeluruh oleh lembaga terkait untuk mengungkap potensi penyimpangan.