Sorong-Transisinews. Jaringan mafia unggas jenis Burung Cendrawasih serta- kakatua raja, jambrut, Nuri, di gagalkan langsung oleh Konservasi Sumber daya alam (BKSDA) Sorong Papua Barat, di KM Labobar, Hari ini Rabu Tanggal 20 April 2022,
Unggas jenis Burung Berharga yang di gagal kan petugas BKSDA, disembunyikan didalam gudang tepat Dek 7 belakang, hal ini dugaan ada keterlibatan anak bua Kapal (ABK)
Hasil penangkapan burung yang harganya cukup menarik, ada puluhan sangkar yang ditemui, termasuk balasan ekor Burung Yang Di Lindungi warga Papua ya itu Cendrawasih,
Dalam penangkapan Unggas Jenis Burung, terpantau langsung di TKP Oleh awak Media di- Kapal KM Labobar, dan diketahui Burung tersebut dari Jayapura tujuan bitung.
Dari pantauan awak tempat penyimpanan burung tersebut sudah sering digunakan untuk menyimpan burung ilegal, terlihat dari isi tempat penyimpanan tersebut sudah di penuhi kotoran dan makanan burung yang disembunyikan oleh oknum Cleaning Servis.
Dari informasi yang didapat dari atas KM Labobar, puluhan burung tersebut sengaja disebunyikan oleh salah satu Cleaning Servis yang bernama Handoko, dan hal ini sudah sepengetahuan oleh beberapa perwira yang ada di KM Labobar, untuk mengelabui petugas saat melakukan penggeledahan.
Nahkoda KM Labobar Beni Andrian saat dikonfiramasi, membantah kalau ada keterlibatan anak buahnya dalam bisnis ilegal tersebut, dan mengatakan kalau Cleaning Servis bukan bagian dari Anak Buah Kapal (ABK), dan dirinya tidak mengetahui adanya permainan dari oknum-oknum tersebut.
“Saya tidak tahu, terkait adanya permainan dari oknum cleaning servis tersebut karena mereka bukan bagian dari ABK dan mereka hanya orang kerja saya, karena saya tugasnya untuk membawa kapal ini dengan selamat”, ucap Beni dengan nada yang tinggi.
Ketika awak media menanyakan terkait kunci gudang yang bisa berada ditangan cleaning servis, karena informasi yang didapat bahwa kunci gudang tersebut hanya boleh dipegang oleh salah satu perwira, untuk bisa menggunakan gudang tersebut pengusaha burung ilegal tersebut harus membayar sampai jutaan rupiah.
Hal ini kemudian dibantah oleh Beni, dengan mengatakan kalau kunci gudang tersebut memang benar dipegang oleh cleaning servis, dan selebihnya dia tidak tahu.
“Kunci gudang itu benar dipegang oleh cleaning servis, dan saya tidak tahu kalau gudang tersebut dipakai untuk menyimpan burung ilegal, kalau pun kedapatan seperti ini silahkan diproses hukum”, tegas Beni.