BATU||TRANSISINEWS-Institut Molekul Indonesia (IMI) bersama RAHO Club (Reverse Aging and Homeostasis Club) terus memperkuat perannya sebagai pusat riset molekuler terdepan di Tanah Air. Melalui pendekatan ilmiah yang berakar pada kolaborasi lintas sektor, IMI mengajak akademisi, institusi kesehatan dan pelaku industri, bersama-sama membangun ekosistem riset yang kokoh demi masa depan kesehatan Indonesia.
Teknologi nano kini menjadi tulang punggung inovasi medis global. Dan IMI menempatkan diri di garis depan, membuka ruang kolaboratif untuk riset dan pengembangan terapi berbasis nanoteknologi molekuler, khususnya untuk penanganan penyakit degeneratif dan kronis yang kian meningkat prevalensinya di Indonesia.
“Kami tidak bisa bergerak sendiri. Tantangan kesehatan bangsa harus dihadapi dengan semangat kolektif. IMI siap menjadi simpul sinergi ilmuwan, tenaga medis, industri farmasi, hingga regulator”, ujar Prof. Akhmad Sabarudin, M.Sc, Dr.Sc, Ketua IMI, di pertemuan ilmiah Gathering Dokter IMI-RAHO yang digelar 2–4 Mei 2025 lalu di Jambuluwuk Convention Hall & Resort, Kota Batu.
Dalam forum ilmiah tersebut, dipresentasikan berbagai proposal riset penggunaan teknologi Oksihidrogen nanobubble (HHO NB) untuk terapi penyakit, teori nano bubble dan peran mitokondria dalam penyakit degeneratif, hingga etika riset klinis. Beberapa dokter ahli memaparkan rencana riset klinis berbasis HHO NB, di antaranya:
• Dr. dr. Syifa Mustika, Sp.PD-KGEH, FINASIM – terapi fatty liver dengan HHO NB
• Dr. dr. P.W.M. Olly Indrajani, Sp.PD – aplikasi HHO NB untuk CKD dan diabetes mellitus
• Kolonel Laut (K) dr. Anang Mufti Sumarsono, Sp.B., M.Adm.Kes., Sp.B.Onk. – aplikasi HHO NB pada penanganan kanker payudara
• dr. Gatot Sudarwanto, Sp.KFR – terapi osteoarthritis berbasis nano, yaitu dengan mengaplikasikan HHO NB
Disampaikan Prof. Akhmad Sabarudin, pertemuan ilmiah awal Mei tersebut menjadi titik penting yang memperlihatkan keseriusan IMI dan RAHO Club merangkul para dokter, peneliti, dan akademisi untuk merancang agenda riset yang progresif dan berbasis kebutuhan lapangan.