“Petani memang sudah terbiasa dengan harga yang tidak stabil, tapi yang penting pupuknya tersedia. Namun, kenyataannya pupuk tetap sulit ditemukan dan harganya mahal,” ungkap Saemo kepada awak media Rabu (23/04/2025).
Pengurus kelompok tani di Desa Sendangagung, Kecamatan Sumberrejo, juga mengungkapkan bahwa harga pupuk urea dan NPK di wilayahnya mencapai Rp130.000 per karung. Ia juga menyebutkan adanya biaya tambahan untuk pengiriman yang memperberat beban petani.
Praktik permainan harga ini menimbulkan kekhawatiran bahwa sistem distribusi pupuk bersubsidi tidak berjalan dengan baik. Petani pun mendesak pemerintah daerah untuk segera mengambil tindakan tegas terhadap oknum-oknum yang terlibat dalam praktik ini.
Jika tidak ditangani dengan serius, mafia pupuk akan terus berkembang dan petani akan terus menjadi korban.
Pemerintah perlu bertindak cepat untuk memulihkan kepercayaan petani dan memastikan ketersediaan pupuk yang terjangkau.(sy)