Selain itu, Unigoro memiliki fasilitas ruang teori, peralatan pencak silat, dan pelatih berpengalaman untuk mencetak atlet sekaligus pribadi yang berkarakter kuat.
Dalam kesempatan yang sama, Wakapolres Bojonegoro Kompol Yoyok Dwi Purnomo mengapresiasi langkah Unigoro.
“Pencak silat bukan hanya bela diri, tapi warisan budaya yang mengajarkan sportivitas, persaudaraan, dan pengendalian diri,” katanya.
Ia menegaskan bahwa perbedaan perguruan silat di Bojonegoro adalah kekompakan, bukan pemisah, jika dikelola dengan semangat persaudaraan.
Dalam deklarasi ini, Wakapolres mengajak seluruh pihak untuk menjaga persatuan antar perguruan silat dengan silaturahmi dan saling menghormati.
“Menjadikan pencak silat ajang prestasi dan kebanggaan daerah. Bersinergi dengan aparat keamanan demi terciptanya lingkungan yang aman, damai, dan berprestasi,” ucapnya.
Sementara, Ketua BKP Bojonegoro Wahyu Subagdiono mengaku bangga dengan terwujudnya Kampus Pesilat di Unigoro.
“Bojonegoro Kampung Pesilat adalah sebagai mitra Polres, kami sangat mendukung langkah ini. Kehadiran para intelektual kampus akan memperkuat keamanan dan ketertiban di wilayah Bojonegoro,” tuturnya.
Diketahui, deklarasi ini diikuti oleh 240 siswa dari 11 perguruan pencak silat dan 73 mahasiswa UKM pencak silat Unigoro, yang semuanya berkomitmen memajukan olahraga warisan budaya ini.
Dengan deklarasi ini, Universitas Bojonegoro resmi menjadi pelopor kampus pencak silat pertama di Kabupaten Bojonegoro, sekaligus pusat pembinaan atlet berprestasi dan pembentukan generasi muda yang disiplin, sportif, dan menjunjung tinggi persaudaraan. (Er)