Saya cenderung sependapat dengan pernyataan anggota DPR RI Yan Permenas Mandenas agar AKBP Choiruddin Wahid segera diberhentikan dari jabatannya sebagai salah satu petinggi di Polda Papua Barat. Ini penting demi membuat terang penyelidikan perkara tersebut. Sehingga semua anggota Unit Reserse Mobil (Resmob) dan Brimob dapat didengar keterangannya sebagai saksi di Mabes Polri. Serta jika ada anggota TNI yang ikut dalam regu yang menyeberang bersama Iptu Marbun saat itu, dapat pula diperiksa di Polisi Militer TNI. Ucap Warinussy kepada Awak Media Jumat 2 Mei 2025
Warinussy mendesak hal ini demi terpenuhinya keadilan bagi keluarga Marbun (istri dan anaknya) serta pulihnya kepercayaan publik kepada Polri umumnya, khususnya Polda Papua Barat dan Polres Teluk Bintuni ke depan. Di saat operasi sedang dimulai di tepi Sungai Rawara ada informasi terjadi penembakan dan beritanya bahwa tembakan menyasar Kepala Perwakilan Komnas HAM RI di Provinsi Papua Frits Ramandey, ini sungguh menimbulkan diskusi di kalangan aktivis HAM di Tanah Papua, Indonesia dan Dunia.
Karena sama sekali tidak tuntas informasi bahwa ditemukan jejak sasaran penembakan tersebut. Sehingga kekuatiran Saudara Mandenas bahwa jangan sampai ada “cipta kondisi” ini menurut saya turut menjadi hal yang mengganggu keutuhan hasil Operasi Pencairan Iptu Marbun yang tidak selesai tersebut. Kenapa demikian karena istri dari Iptu Marbun, Riah Tarigan pernah mengatakan bahwa dia menerima sejumlah perlengkapan milik suaminya yang dikembalikan oleh institusi Polres Teluk Bintuni kepadanya sepeninggal informasi suami tercintanya tenggelam dan hanyut di Kali Rawara tersebut.” Pingkasnya