Banyuwangi || Transisinews – Dalam memperingati dan memeriahkan Satu Suro (Tahun Baru Islam 1444 Hijriah) yang jatuh pada hari Sabtu, 30/7/2022. Satpolairud Polresta Banyuwangi melakukan kegiatan pengamanan perayaan petik laut yang di selenggarakan di pesisir pantai lampon.
Kasat Satpolairud Polresta Banyuwangi Kompol Masyhur Ade menjelaskan kegiatan petik laut yang di selenggarakan oleh masyarakat nelayan yang berada di pesisir pantai lampon dan di hadiri oleh Forkopimda, yang dilaksanakan pada hari Sabtu, 30/7 pada pukul 08.00 Wib-Selesai.
Dalam melakukan pengamanan perayaan Satu Suro (Petik Laut) Kasat di temani 5 anggota yang bertugas dalam pengamanan acara kegiatan yang di selenggarakan oleh masyarakat nelayan pesisir pantai lampon. Adapun susunan acara meliputi : apel persiapan yang dilanjutkan dengan melakukan sterilisasi tempat acara, menyambut kedatangan Bupati Banyuwangi bersama Kapolresta, Dandim 0825 dan Danlanal Banyuwangi beserta rombongan yang di sambut oleh tarian gandrung.
Sebelum masuk kedalam inti acara di lakukan pembukaan acara oleh panitia penyelenggara yang kemudian dilakukan pembacaan ayat suci alquran setelah itu pembacaan laporan kegiatan oleh ketua panitia serta cerita asal muasal tradisi petik laut 1 suro yang di selenggarakan di pantai lampon. Setelah memberikan sedikit kapur sirih dari asal muasal sejarah pelaksanaan 1 suro di lanjutkan dengan sambutan tokoh masyarakat pesisir pantai lampon yang dilanjutan sambutan dari Kepala Puslatpor Mar 7 dan Bupati Banyuwangi.
Dalam pelaksanaan kegiatan masyarakat nelayan pantai lampon memberikan hasil bumi yang di taruh di tempat replika perahu yang nantinya akan di lakukan keliling desa yang kemudian di larung ke tengah laut sebagai bentuk ucapan syukur kepada sang pencipta atas nikmat dan rezekinya selama 1 tahun penuh.
Pada saat berkeliling desa dengan mengarak hasil desa yang nantinya akan di hanyutkan ke tengah laut Kasat Satpol Airud menaiki mobil komando jenis Jeep bersama unsur dari TNI-Polri dan replika perahu yang penuh akan hasil bumi di gotong masyarakat secara bersama-sama pada saat berkeliling.
Masyhur Ade menambahkan kegiatan yang terselenggara bentuk keanekaragaman budaya masyarakat Indonesia dalam memeriahkan hari besar Islam (Satu Suro) yang harus kita jaga dan rawat supaya tidak hilang serta sebagai warisan anak cucu nantinya. Kegiatan mematuhi protokol kesehatan yang sangat ketat dan kegiatan berjalan aman lancar dengan cuaca cerah.
Pewarta : Putra