BOJONEGORO||TRANSISI NEWS-Dalam rangka peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD), Pemerintah Kabupaten Bojonegoro adakan penganugrahan dan penghargaan wajib pajak terbaik agar meningkatkan kepatuhan, kesadaran, motivasi dan partisipasi wajib pajak daerah.
Pemerintah Kabupaten Bojonegoro memberikan apresiasi kepada wajib pajak yang taat pajak dalam “Anugerah Wajib Pajak Terbaik Dan Desa Teraktif 2024 Kabupaten Bojonegoro”, yang diselenggarakan oleh Badan Pendapatan Daerah (BAPENDA) di Eastern Hotel Bojonegoro. (Rabu/18/12/2024).
Apresiasi penganugrahan diberikan kepada 10 Wajib Pajak terbaik, serta 20 nominator dari 10 kategori. Sebagaimana wajib pajak daerah yang terdaftar, baik dari unsur Desa/Kelurahan, Perusahaan/Badan Usaha, Usaha Perorangan, Instansi Vertikal, Organisasi maupun pihak lain yang telah bersinergi mendukung optimalisasi penerimaan pajak daerah demi terwujudnya pemerataan pembangunan dan ekonomi di Kabupaten Bojonegoro.
Plt Kepala Bapenda Kabupaten Bojonegoro Achmad Gunawan F. mengatakan, kegiatan ini merupakan salah satu bentuk apresiasi kepada peserta wajib pajak daerah dengan harapan, dampak, impact, maupun benefitnya, dapat memberikan kontribusi juga kesinambungan pembayaran pajak yang mengasilkan trend peningkatan positif terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) khususnya wajib pajak daerah.
“Adapun kriteria pemenang wajib pajak terbaik adalah ketepatan waktu dan ketepatan hitung pembayaran pajak daerah, kepatuhan terhadap peraturan dan perundang-undangan, penyampaian laporan, ketentuan juga kontribusi pembayaran terbesar, perbandingan peningkatan pembayaran pajak dengan tahun 2023, serta inovasi pelaksanaan atau pemungutan pajak daerah”, ucapnya.
Pj. Bupati Bojonegoro Adriyanto dalam kesempatannya menyampaikan, penghargaan seperti ini memiliki banyak makna dan memiliki banyak harapan, kita berharap tingkat kepatuhan wajib pajak daerah semakin meningkat di setiap tahunnya yang tentunya membantu penerimaan APBD Bojonegoro.
Adriyanto menjelaskan bahwa Kabupaten Bojonegoro merupakan daerah yang kaya akan migas yang mendapatkan penerimaan transfer yang besar dari pada wilayah lain juga memiliki APBD yang besar, namun jika dilihat trendnya dalam beberapa tahun terakhir, transfer dari pusat yang masuk ke APBD Bojonegoro relatif stagnant.
“Ini adalah satu situasi yang harus kita antisipasi karena ketergantungan APBD dari transfer pusat masih sangat besar”, pungkasnya.
Lanjutnya kalau penerimaan transfer dari pusat trendnya mengalami resiko penurunan, tentunya akan berdampak pada sisi penerimaan di APBD Kabupaten Bojonegoro, ini yang perlu kita waspadai terus.