Sementara itu, Nur Indah Eka Natasya salah satu terapis menuturkan bahwa terapi okupasi adalah terapi membantu anak yang mengalami kesulitan sehari-hari agar bisa meningkatkan keterampilan hidup mandiri. Sedangkan terapi perilaku sangat efektif bagi ABK karena terapi ini bisa mengatasi perilaku seperti hiperaktif.
“Selain itu ada terapi bina bicara. Hal ini berguna untuk mengembangkan keterampilan komunikasi dengan orang lain serta terapi akupresur yang banyak diminati,” tuturnya.
Tasya sapaan akrabnya juga mengatakan untuk terapi SI adalah terapi untuk anak yang mempunyai gangguan pada sensoriknya. Terapi yang digunakan dapat berupa sentuhan, gerakan dan cahaya.
Di samping itu, Eka Wiwik Sugiarti salah satu wali murid SLB Negeri Gunungsari mengungkapkan bahwa anaknya mengalami hiperaktif. Setelah metode terapi yang diajarkan di sekolah dipraktikkan di rumah, ada perubahan perlahan perilaku anak. Selain terapi yang dilakukan, ia juga menjaga pola makan yang sehat.
“Bagi orang tua yang mempunyai anak berkebutuhan khusus, jangan malu untuk bersekolah di SLB. Karena di sana anak kita akan mendapatkan terapi sesuai kebutuhanya dan sangat membantu anak untuk bisa hidup mandiri,” pesannya.