
Menteri Pratikno mendorong agar pola hidup sehat dimulai dari rumah dan sekolah. Salah satunya dengan pengawasan ketat terhadap jajanan sekolah dan konsumsi makanan yang tinggi gula dan karbohidrat. Pemerintah juga berkomitmen untuk mempercepat program makan bergizi gratis sebagai langkah preventif.
“Kalau tidak dimulai dari sekarang, kapan lagi, kalau bukan kalian yang sehat, siapa lagi yang akan meneruskan masa depan bangsa ini,” tutup Pratikno.
Salah satu yang menjadi sorotan lain Menteri Pratikno dalam kegiatan ini adalah peringatan terhadap penggunaan gadget yang berlebihan.
Banyak siswa mengalami gangguan penglihatan karena menonton layar gadget dalam jarak dekat dan posisi tidak tepat, seperti sambil tiduran.
“Anak-anak sekarang susah makan kalau enggak dikasih Hp nonton YouTube, ini kebiasaan yang harus dihentikan. Ayo bijak bermedia digital,” tambah Pratikno.
Sementara itu, Dirjen Kementerian Kesehatan Dr Ashar Jaya, menegaskan bahwa program cek kesehatan gratis ini telah menjangkau lebih dari 16 juta warga Indonesia sejak diluncurkan pada 10 Februari 2025.
Kini, fokus pemeriksaan juga menyasar kalangan pelajar, termasuk di sekolah dan pondok pesantren, untuk mendeteksi dini berbagai potensi gangguan kesehatan.
“Hari ini ada 12 titik Sekolah di Indonesia yang secara serentak melaksanakan cek kesehatan gratis bagi pelajar. Ini bukan hanya untuk tahu sakitnya apa, tapi agar bisa dicegah sejak awal,” jelasnya.
Dari hasil pemeriksaan di Bojonegoro, ditemukan beberapa kondisi memprihatinkan di kalangan siswa, seperti kelainan refraksi mata, yang diduga akibat penggunaan gadget secara berlebihan. Kasus anemia, terutama pada remaja putri. Kadar gula darah tinggi, yang berisiko pada usia muda jika tidak ditangani.
“Kalau dibiarkan, anak-anak muda kita bisa menghadapi risiko cuci darah di usia sangat muda. Ini bukan hal yang bisa disepelekan,” tegas Azhar.
Pemerintah mengajak semua pihak mulai dari kepala daerah, dinas pendidikan, kepala sekolah, guru, hingga orang tua untuk bekerja sama membentuk kebiasaan sehat sejak dini demi mencetak generasi yang tidak hanya cerdas secara akademik, tapi juga kuat secara fisik dan mental.(sy)