bahwa kemudian Mayem diperintah oleh Roland Manggaprouw dan anggota lainnya menyusuri tepi kali itu ke arah dimana Kasat Reskrim Polres Teluk Bintuni itu diduga terbawa arus. Sama sekali tidak ada situasi tembak menembak sebelum Kasat Reskrim tenggelam di Kali Rawara tersebut. “Saya baru dengar bunyi tembakan senapan satu kali dari arah belakang dan juga ada beberapa kali bunyi tembakan senapan lagi, lalu saya putuskan untuk lari menyelamatkan diri, Ungkap Mayem Kepada Kuasa Hukumnya Yan Christian Warinussy
kalau kembali pasti saya tidak akan selamat, dan mungkin saya akan dibunuh, karena komandan (Kasat Reskrim) sudah tenggelam”, makanya saya putuskan tidak Kembali Ke anggota karena Takut.
Lanjut kisah Meyem menjelaskan lagi. Silas Meyem menyangkal pernyataan Roland Manggaprouw bahwa hp milik Roland dibawa oleh Silas. “Itu tidak betul, Roland punya tas itu saya tidak bawa, karena waktu kami diperintah oleh Roland dan Kasat agar pagi itu (Rabu, 18/12) berenang menyeberangi kali Rawara yang banjir, saya hanya pakai celana pendek tali (baca : celana olahraga) dan berkaos singlet saja, saya tidak tahu Roland punya hp itu dibawa oleh siapa?”, Kata Warinussy kepada Wartawan
sangkal Silas Meyem. Karena itu, saya bersikeras agar AKBP Choiruddin Wahid dan Roland Manggaprouw serta anggota Satuan Reskrim Polres Teluk Bintuni maupun anggota Brimob dan anggota TNI segera diperiksa oleh tim khusus dari Propam Mabes Polri dan Propam Kapolda Papua Barat. Tegas Warinussy
Hal Demikian, ” Warinussy mendesak dilakukan pemeriksaan terhadap oknum Kapolres Teluk Bintuni AKBP Choiruddin Wahid, karena diduga keras Kapolres Turut serta dalam operasi senyap yng berujung hilangnya Kasat Reskrim Polres Teluk Bintuni AKP Tommy Samuel Marbun tersebut.