BOJONEGORO||TRANSISI NEWS – Proyek rumah sakit khusus onkologi di Desa Talok, Kecamatan Kalitidu, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, yang dibangun dengan anggaran Rp18 miliar dari APBD tahun 2024, kini terbengkalai dan tak kunjung rampung.
Proyek ini seharusnya menjadi fasilitas kesehatan yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat Bojonegoro, namun kini malah menjadi sorotan tajam karena kegagalan dalam pelaksanaannya.
Sorotan tajam kini mengarah pada kinerja PT. Duta Bhuana Jaya, perusahaan konsultan yang memenangkan tender pengawasan proyek dengan nilai kontrak yang mencapai Rp196.522.308,75.
Nilai kontrak ini sangat fantastis, terutama jika dibandingkan dengan pagu awal yang hanya Rp240.000.000,00. Dengan bobot penilaian teknis sebesar 80%, seharusnya kualitas pengawasan menjadi prioritas utama.
Baca Juga : Kunjungan Balasan Wabup Bojonegoro Di Musrenbang Blora
Namun, fakta di lapangan berbicara lain. Bagaimana mungkin sebuah proyek dengan pengawasan yang diklaim berkualitas tinggi dapat berakhir mangkrak? Masyarakat kini mempertanyakan secara serius efektivitas dan profesionalisme konsultan pengawas.
Apakah pengawasan yang dilakukan hanya formalitas belaka, tanpa mampu mengidentifikasi dan mengatasi potensi masalah yang menyebabkan proyek ini terhenti?
Keterlambatan pembangunan ini tentu merugikan banyak pihak, terutama masyarakat yang sangat membutuhkan fasilitas kesehatan khusus ini.
Baca Juga : Wabup Bojonegoro: Mari Dukung Kebijakan dan Program Mas Bupati