“Pesan dari sesama teman seringkali lebih didengar dan dipahami,” tambahnya.
Ketua PD ‘Aisyiyah Bojonegoro, Zuliyatin Lailiyah, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari program inklusi ‘Aisyiyah untuk mendorong kesadaran masyarakat tentang dampak perkawinan usia dini.
Ia berharap dukungan ide dan masukan dari semua pihak agar program ini dapat berjalan optimal.
“Kami membuka ruang kolaborasi demi keberhasilan lokakarya dan program-program lanjutan. Pencegahan stunting juga menjadi bagian dari misi kami, karena banyak kasus stunting berakar dari pernikahan anak,” tuturnya.
Zuliyatin menambahkan, langkah-langkah preventif harus menyasar anak-anak sejak sebelum menikah hingga pasca pernikahan, agar hak-hak mereka tetap terlindungi.
Strategi daerah pun telah disusun bersama Pemkab, OPD terkait, dan berbagai pemangku kepentingan.
“Harapan kami, dari sinilah lahir perubahan nyata. Bojonegoro yang bahagia dan sejahtera bisa kita capai bersama dengan menurunkan angka perkawinan anak,” pungkasnya.
Inisiatif ini menunjukkan keseriusan Bojonegoro dalam menciptakan lingkungan yang aman dan ramah anak demi masa depan generasi penerus yang lebih cerah.