4. Satu set Echocardiograph dan catarak set, ambulance kepada RSUD Sumberrejo.
5. Satu unit ambulance RSUD Padangan.
Sementara, Penjabat Bupati Bojonegoro Adriyanto mengatakan, semua ini merupakan bagian dari upaya menjaga dan meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat di Kabupaten Bojonegoro.
“Dengan status Kabupaten Bojonegoro yang UHC (Universal Healt Coverage), sehingga tidak ada lagi alasan masyarakat Bojonegoro tidak terlayani. Hal-hal tersebut harus kita jaga untuk bisa memberikan prima kepada masyarakat,” tegasnya.
Adriyanto menjelaskan, saat ini tidak hanya fokus pada pelayanan kesehatan fisik/badan, namun masih ada PR, yaitu kesehatan kejiwaan juga menjadi perhatian dalam rangka peningkatan pelayanan kepada masyarakat ke depan.
Ada dua hal point penting disampaikannya dalam tranformasi Puskesmas dan RSUD menjadi BLUD, yakni tidak hanya fleksibilitas yang lebih baik, tentunya punya tanggung jawab yang lebih besar dalam hal pengelolaan keuangan, khususnya di masing-masing BLUD, ada tuntutan pengelolaan keuangan yang jauh lebih baik.
“Salah satu upaya yang kita dorong adalah meningkatkan jumlah Puskesmas yang bisa menerima pembayaran non tunai, saat ini ada dua Puskesmas yaitu Puskesmas Bojonegoro dan Wisma Indah yang menerima pembayaran non tunai. Dengan jumlah Puskesmas dan Pustu (Puskesmas Pembantu) yang tersebar di Bojonegoro, kiranya kita juga masih perlu memikirkan masyarakat yang jauh tinggal di daerah pinggiran dan hutan dan jauh dari Puskemas/Pustu agar tersentuh pelayanan kesehatan,” pesan Adriyanto.
Usai penyerahan SK BLUD dan sarana penunjang fasilitas kesehatan, Pj Adriyanto menyaksikan simulasi penanganan darurat serta berkesempatan meninjau langsung mobil Ambulance beserta alat perlengkapannya di halaman Pendopo. (Sy/red)