Surabaya || Transisinews – 12 Maret 2024. PT PLN (Persero) mendukung daya saing industri dengan pemanfaatan pasokan energi bersih. PLN menyuplai kebutuhan energi hijau pabrik pemurnian atau _smelter_ PT Freeport Indonesia (PTFI) melalui _Renewable Energy Certificate_ (REC) sebesar 1.009.000 unit atau setara 1.009 GWh hingga tahun 2025.
Kerja sama kedua belah pihak ditandai dengan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) layanan _Green Energy As Services_ REC di Surabaya, Jumat (08/03). Ini adalah kolaborasi lanjutan kedua belah pihak di mana sejak September 2023 PLN telah mulai memasok daya listrik untuk _smelter_ PTFI di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Gresik, Jawa Timur.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menjelaskan REC merupakan jawaban atas kebutuhan sektor industri dan bisnis dalam mendukung langkah dekarbonisasi di tanah air. Hal ini selaras dengan upaya Pemerintah dalam mencapai target _Net Zero Emissions_ (NZE) pada tahun 2060 atau lebih cepat.
“Sebagai lokomotif transisi energi di tanah air, PLN mendukung penuh kebutuhan sektor bisnis dan industri yang memiliki semangat terhadap suksesnya transisi energi di Indonesia. Untuk itu, kerja sama REC dengan Freeport kali ini makin membuktikan bahwa komitmen kita semakin kuat dalam mencapai emisi nol di tahun 2060,” ujar Darmawan.
Darmawan menambahkan pemerintah Indonesia memiliki semangat hilirisasi sehingga memberikan nilai tambah bagi bangsa. PLN sebagai jantung perekonomian Indonesia juga turut mendukung peningkatan daya saing bagi produk hilir dengan memasok energi bersih. Upaya bersama ini mampu meningkatkan nilai tambah bagi negara.
General Manager PLN Unit Induk Distribusi Jawa Timur, Agus Kuswardoyo menjabarkan bahwa REC merupakan bentuk layanan PLN untuk memudahkan pelanggan mendapatkan pengakuan internasional atas penggunaan Energi Baru Terbarukan (EBT) yang transparan, akuntabel, dan diakui secara global. Setiap sertifikat REC membuktikan bahwa listrik per megawatt hour (MWh) yang digunakan pelanggan berasal dari pembangkit EBT atau nonfosil.