Ini bertujuan untuk memberikan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat pengguna serta memastikan kelancaran lalu lintas.
Setelah simulasi selesai, JLU akan kembali ditutup dan hanya akan digunakan secara insidentil, terutama saat terjadi kepadatan arus lalu lintas di jalur tengah.
“Jika terjadi kemacetan, JLU akan dimanfaatkan untuk mengurai kepadatan tersebut,” tambah Pak Yes.
JLU yang memiliki panjang 7,7 kilometer terbagi menjadi dua bagian. Bagian pertama memiliki panjang 3,25 kilometer dengan jembatan sepanjang 45 meter, sedangkan bagian kedua memiliki panjang 4,452 kilometer dan jembatan sepanjang 90 meter.
Selain untuk kelancaran lalu lintas, JLU juga diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi di Lamongan.
Rencana ke depan adalah pembangunan kawasan komersial seperti pasar ikan, rest area, pergudangan, dan perumahan yang ramah lingkungan di sepanjang jalan tersebut.
Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Lamongan, Dianto, juga menambahkan agar masyarakat berhati-hati saat menggunakan JLU.
“Ada beberapa titik yang perlu diperhatikan, terutama pada persimpangan antara jalur utara dan selatan. Tim kami akan memberikan edukasi dan mengingatkan untuk tetap menjaga kecepatan meskipun kondisi jalan mulus,” tegas Dianto.
Dengan adanya JLU, diharapkan arus mudik lebaran tahun ini dapat berjalan lancar, tanpa kemacetan yang mengganggu perjalanan masyarakat. (sy)